Lisan itu kecil, tapi bisa melukai lebih dalam dari pisau. Sekali kata terucap, ia tak bisa ditarik kembali.
Berapa banyak hati yang hancur karena ucapan yang tak dipikirkan? Berapa banyak hubungan yang retak karena kata-kata yang menyakitkan?
Rasulullah ﷺ bersabda:
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam." (HR. Bukhari & Muslim)
Sebelum berbicara, tanyakan pada diri: Apakah ini baik? Apakah ini bermanfaat? Apakah ini akan menyakiti?
Menjaga lisan berarti kita harus berhati-hati dalam setiap kata yang kita ucapkan. Kata-kata yang keluar dari mulut kita memiliki kekuatan yang besar; bisa membangun atau menghancurkan, bisa menyembuhkan atau melukai. Oleh karena itu, kita perlu mengontrol apa yang kita katakan, tidak hanya untuk menghormati orang lain, tetapi juga untuk menjaga kedamaian dalam hati kita.
Jika lisan kita terjaga, maka hati kita pun akan terpelihara dari kebencian, penyesalan, atau perasaan negatif lainnya. Karena seringkali, apa yang kita ucapkan mencerminkan apa yang ada dalam hati kita. Ketika kita berbicara dengan penuh kesadaran, dengan kata-kata yang bijak dan penuh kasih, kita menjaga hubungan baik dengan sesama dan juga menjaga ketenangan dalam diri kita.
Menghargai kekuatan lisan adalah langkah pertama untuk mencapai kedamaian batin. Sebab, lisan yang terjaga akan menghindarkan kita dari perkataan yang dapat menyakitkan atau merusak hubungan, dan pada gilirannya, hati kita akan tetap bersih, tenang, dan penuh kasih."
Karena setiap kata yang keluar dari lisan, akan dimintai pertanggungjawaban. Maka, jaga lisan seperti kita menjaga hati orang lain. Sebab, kata yang baik adalah sedekah, dan diam lebih mulia daripada ucapan yang melukai.
0 Komentar